Laparoskopi Hemihepatektomi pada Hepatoseluler Karsinoma Hemiliver Dextra Et Causa Hepatitis B

Latar Belakang: Reseksi hati untuk karsinoma hepatoseluler (HCC) saat ini dikenal sebagai prosedur yang lebih aman daripada sebelumnya karena kemajuan teknis dan perbaikan dalam manajemen pasien pascaoperasi tetap menjadi pengobatan lini pertama HCC pada sirosis kompensasi. Hepatektomi adalah strategi kuratif umum digunakan stadium awal dengan fungsi dipertahankan. Teknik laparoskopi telah terbukti mempercepat pemulihan, meningkatkan nyeri pascaoperasi, menghasilkan kosmetik baik pendekatan terbuka.Kasus: Pasien laki-laki usia 51 tahun datang perut kanan sejak 2 minggu, riwayat asma, hipertensi, penyakit jantung, sedasi, operasi, demam, sesak napas, batuk, pilek disangkal. tampak sakit sedang kesadaran kompos mentis. Vital sign : tekanan darah 129/77 mmHg, laju jantung 83x/menit regular, isi tengangan cukup, napas 20x/menit, suhu = 36,2°C, saturasi oksigen 100% room air. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan HBsAg positif, AFP 3,46 ng/ml, anti HCV 0,09 IU/L, SGOT 26 U/L, SGPT 22 U/L. multislice computed tomography abdomen (MSCT abdomen), hepatomegali disertai massa solid area nekrotik di dalamnya segmen 8 hepar limfadenopati interaortocava.Pembahasan: tumor primer merupakan dari 90% hati. sekarang penyebab paling kelima kanker seluruh dunia. Anestesi dipertahankan anestesi volatil (isofluran sevofluran, desfluran, nitrous oxide), intravena (propofol, dexmedetomidine, ketamin, opiat), atau kombinasi semuanya, relaksan otot kerja pendek menengah lainnya (atracurium, rocuronium, vecuronium). membawa risiko kehilangan melekat pembedahan diseksi inferior vena cava (IVC), portal, hepatik transeksi parenkim sangat vaskularisasi.Kesimpulan: menghindari kerugian hepatektomi standar dipilih benar bermanfaat kualitas hidup pasien, invasif minimal.